Muchlis Hadi Ning Syaifulloh, begitulah nama panjang pemuda yang sering disapa Muchlis ini. Pemuda kelahiran Mojokerto, 26 Oktober 1996 ini adalah salah satu punggawa timnas Indonesia U-19 yang baru saja berlaga di ajang AFF dan kualifikasi AFC.
Banyak cerita menarik dari Muchlis mulai dari perjalanannya hingga masuk ke timnas U-19 sampai sejarah tentang namanya. Muchlis sendiri tidaklah lahir dari keluarga yang berada. Tapi justru itulah yang menjadi pelecut semangatnya untuk terus bermain sepakbola.
Bakat Muchlis telah terlihat sejak ia masih duduk di bangku SD. Meskipun hanya bermain tarkam atau sepakbola antar kampung, permainan Muchlis sudah terlihat paling menonjol. Ayahnya sendiri pun juga melihat bakat tersebut dan berencana untuk memasukkan Muchlis ke sekolah sepakbola.
Namun dengan kondisi keuangan pada saat itu, ayahnya merasa tidak mungkin untuk memasukkannya ke SSB. Akhirnya Muchlis tetap berlatih sepakbola namun hanya di bawah pengawasan ayahnya.
Ayah Muchlis sendiri sebenarnya bukanlah orang baru di dunia sepakbola. Samsul, ayah Muchlis adalah mantan bek klub Assyabab Surabaya. Berbekal pengalaman di klub, Samsul kemudian melatih dasar-dasar sepakbola seperti mengumpan, menendang, menggiring, dan menyundul.
Saat Muchlis masuk ke Sekolah Menengah Pertama, bakatnya terus berkembang dan membuat ayahnya merasa sangat perlu untuk memasukkan Muchlis ke SSB. Akhirnya, Muchlis masuk ke SSB Sinar Mas Mojokerto. Tapi kendala belum berhenti sampai disitu. Samsul merasa sulit untuk membelikan sepatu berkualitas bagi Muchlis untuk latihan.
Dengan segala kekurangan, Muchlis tetap berlatih di SSB Sinar Mas dengan memakai sepatu hasil buatan keluarganya sendiri. Keluarga Muchlis memang memiliki usaha pembuatan sepatu warga kampung Blimbingsari, Mojokerto. Meskipun hanya memakai sepatu buatan keluarganya, Muchlis tidak pernah merasa minder saat sedang berlatih.
Karir Muchlis mulai menanjak dari sini. Memasuki usia di bawah 13 tahun, ia terpilih masuk dalam seleksi Pengcab PSSI Mojokerto yang lantas berlanjut ke tingkat Provinsi, hingga menjuarai Piala Yamaha U-13 di Vietnam. Selepas itu, Muchlis kemudian bergabung di Persebaya U-14, kemudian pindah ke klub Domhil Malang untuk U-15.
Talenta Muchlis akhirnya terpantau Pengcab PSSI Malang, yang kemudian memberikan rekomendasi kepadanya untuk bergabung dengan klub Banteng Muda di U-16. Setelah itu, ia memutuskan hijrah ke Pasuruan bergabung dengan Persekap sampai saat ini.
Saat di Persekap, Muchlis mengikuti Program Nasional pencarian bakat-bakat sepakbola ke seluruh pelosok Indonesia. Muchlis pun lolos seleksi dan berangkat ke Hongkong. Juara yang ia raih saat di Hongkong berpengaruh besar terhadap karirnya karena ia mendapat tawaran untuk memperkuat Timnas Indonesia U-19. Kesempatan tersebut tidak disia-siakan oleh Muchlis.
Asal nama Muchlis sendiri sangatlah unik. Sebenarnya nama asli Muchlis hanyalah Muchlis Hadi. Tapi karena Muchlis berposisi sebagai penyerang, ayahnya menambahkan 'Ning Syaifulloh' karena Ning Syaifulloh adalah penyerang Petrokimia Gresik di era Galatama yang terkenal sangat ganas di depan gawang lawan.
Di eranya, Ning Syaifulloh membentuk trisula maut di depan bersama Widodo Cahyono Putro dan Jacksen F Tiago. Dengan nama itu, diharapkan Muchlis dapat menjadi setrengginas Ning Syaifulloh asli atau bahkan bisa melebihi.
Dengan usianya yang masih sangat muda, bukan tidak mungkin apabila pemuda yang sangat mengidolakan Fernando Torres ini bakal menjadi pemain yang hebat baik di level klub maupun timnas di masa depan. Muchlis bersama rekannya Evan Dimas termasuk pemain yang paling banyak mendapatkan penjagaan di area pinalti lawan.
0 comments:
Post a Comment