di postingkan ; 29/04/2014
Program Simulasi Digital
adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi siswa, guru, dan
masyarakat terhadap ilmu IT yang terkini. Diharapkan dengan mempelajari,
mengetahui, dan menerapkan ilmu ini diharapkan peserta dapat menguasai beberapa
media berbasis IT yang dapat digunakan untuk mengembangkan kreatifitas,
mengekspresikan diri, dan berkolaborasi.
SEAMOLEC bekerjasama
dengan Dit. PSMK telah melaksanakan sosialisasi dan pelatihan SimDig bagi SMK
di beberapa propinsi. Selain kompetensi skill dalam pengembangan SimDig, hasil
dari pelatihan juga diharapkan dapat menghasilkan “Calon Master Trainer SimDig”
dan penetapan “TUK SimDig” untuk uji sertifikasi calon Master Trainer SimDig.
Menindaklanjuti kegiatan
“Workshop Kajian Materi Simulasi Digital” pada kurikulum di PPPPTK/VEDC Malang
pada tanggal 10-12 February 2014, diperlukan Lokakarya untuk pengembangan
Materi Buku Guru Simulasi Digital sekaligus pengembangan soal untuk menguji
kompetensi guru Simulasi Digital.
Tujuan dalam lokakarya
ini sebagai berikut.
1. Menghasilkan
rancangan awal materi Buku Guru Simulasi Digital untuk kurikulum 2013
2. Menghasilkan
butir soal untuk bank soal uji kompetensi Simulasi Digital
Workshop diadakan di
Hotel Ibis Mangga Dua Jakarta pada tanggal 3-8 Maret 2014.
Strategi pelaksanaan
lokakarya pengembangan materi buku guru simulasi digital, peserta dan narasumber
dibagi menjadi beberapa kelompok kerja untuk masing-masing kompetensi dasar
buku simulasi digital yaitu:
a. kelompok
kerja 1: Komunikasi Daring
b. kelompok
kerja 2: Kelas Maya
c. kelompok
kerja 3: Presentasi Video
d. kelompok
kerja 4: Simulasi Visual
e. kelompok
kerja 5: Buku Digital
Pelaksanaan tersebut
diikuti oleh 33 peserta terdiri atas Manajer dan Staff SEAMOELC, VEDC Malang
dan beberapa guru dari berbagai daerah, berikut adalah daftar anggota tim
diskusi:
1. Bagiono Djokosumbogo
(SEAMOLEC)
2. Karyana (SEAMOLEC)
3. Anti Rismayanti
(SEAMOLEC)
4. Cahya Kusuma Ratih
(SEAMOLEC)
5. Reinaldo (SEAMOLEC)
6. Yusmar Hadi S
(SEAMOLEC)
7. Agri Pitra (SEAMOLEC)
8. Abdul Rizal Adompo
(SEAMOELEC)
9. Prayitno (SEAMOLEC)
10. Haritz C.N (SEAMOELC)
11. Puryanto (SEAMOLEC)
12. Ilham Penta Priyadi (SEAMOLEC)
13. Heri Arum N (SEAMOLEC)
14. Irwin Supriyadi (SEAMOLEC)
15. Muhammad Iqbal (SEAMOLEC)
16. Anugrah Nur Rahmanto (SEAMOLEC)
17. Eko subiyantoro (VEDC Malang)
18. Siswati (VEDC Malang)
19. Wahyu Purnomo (VEDC Malang)
20. Abdul Munif (VEDC Malang)
21. Peny Iswindarti (VEDC Malang)
22. Edi Supriyadi (SMKN 2 Tarakan)
23. Amiroh (SMKN 3 Jombang)
24. Wahyudin (SMKN 1 Banyuwangi
25. Cartika Wahyu (SMKN 2 Tarakan)
26. Suharto Sisar (SMKN 2 Padang)
27. Sapto Agung (SMKN 2 Surabaya)
28. Anis Siswanto (SMKN 1 Lumajang)
29. Bambang Haryono (SMKN 1
Trenggalek)
30. Joestiharto (SMKN 7 Semarang)
31. Maria Harpeni (SMKN 1 Magelang)
32. M.Safiqurrohman (SMK AL HUDA
Kediri)
33. Subchan (SMKN 1 Magelang)
Pada modul 8 Mata
Pelajaran KKPI membahas mengenai koneksi internet dan bekerja dengan internet, itu salah satu fungsi dari komunikasi daring sebagai bagian pertama pada mata pelajaran Simulasi Digital.
Komunikasi Daring bertujuan agar peserta didik/siswa memiliki bekal untuk memanfaatkan jejaring Internet untuk mencari dan mendapatkan informasi sebagai pendukung belajar dan dapat juga digunakan untuk mengomunikasikan gagasan atau konsepnya. Pada kompetensi komunikasi daring, peserta didik juga diajarkan etiket berkomunikasi sebagai bagian dari warga digital.
Komunikasi Daring bertujuan agar peserta didik/siswa memiliki bekal untuk memanfaatkan jejaring Internet untuk mencari dan mendapatkan informasi sebagai pendukung belajar dan dapat juga digunakan untuk mengomunikasikan gagasan atau konsepnya. Pada kompetensi komunikasi daring, peserta didik juga diajarkan etiket berkomunikasi sebagai bagian dari warga digital.
Selain komunikasi secara
daring, aktivitas siswa juga bisa dilakukan pada kelas maya. Kelas maya ini
tidak hanya untuk guru simdig, namun guru bidang keahlian lainpun bisa
menggunakannya. Kelas maya ini harus dirancang sedemikian rupa sehingga siap
untuk digunakan. Tidak hanya materi/bahan ajar yang disiapkan, Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas-pun harus dirancang sesuai untuk kelas
maya.
Mempersiapkan kelas maya
tidak sekadar menyiapkan teks, kita siapkan juga bahan ajar yang memudahkan
siswa untuk memperkaya pengetahuannya. Salah satu bahan ajar tersebut
berupa presentasi video. Presentasi video tidak hanya merekam produk, tapi juga
cara kerja suatu hal. Karena pembuatan
presentasi video ini bisa menggunakan alat apapun (kamera HP), untuk dari
kemudahannya itulah presentasi video jangan dimudah-mudahkan (asal-asalan)
karena presendasi video mewakili/mewakilkan branding-nya SMK.
Guru simdig tidak mutlak
memerlukan presentasi video karena apa yang dipresentasikan masih harus
ditanyakan dengan guru bidang keahlian dan guru program keahlian. Guru simdig
hanya melayani kebutuhan bidang bidang dan program keahlian. Kalau ada anak dari
bidang keahlian otomotif yang aku bisa membuat suatu terobosan, maka dia
memromosikannya melalui presentasi video “aku bisa begini, aku menemukan cara
baru”.
Memperkenalkan produk
atau cara kerja adalah yang menjadi tujuan utama sehingga menunjukan kompetensi
maupun inovasi peserta didik atau program keahlian bisa menjadi satu materi
yang bertujuan untuk marketing.
Secara umum membuat
video mudah menggunakan kamera ponsel (hp), namun hal ini janganlah
dimudah-mudahkan. Artinya jika apa yang kita rekam tidak menjamin efektifitas
komunikasi, maka tidak perlu dilakukan, hal itulah yang harus menjadi pedoman.
Dalam pengembangan video
presentasi, harus memperhatikan isi dan pengetahuannya haruslah benar sehingga
tidak sekadar menuruti keinginan sendiri. Tujuannya adalah branding dan
marketing seberapapun tingkatannya. Makna branding dan marketing yang
dilektakan disini ilmunya harus benar, namun lebih baik apabila video tersebut
bagus dan indah.
Video presentasi bisa
menjadi alat untuk memamerkan ide/hal dalam menemukan suatu cara yang belum
pernah ada. Namun munculnya ide ini harus diawali dari masalah. Apabila pada presentasi
video terdapat suatu hal yang untuk dijelaskan secara lebih rinci/detail /ebih
transparan, maka gunakan simulasi visual.
Simvis bisa berdiri
sendiri (contoh merakit parabola) dan utuh. Namun utuh saja tidak akan menarik
jika tidak ada host.
Materi atau bahan ajar
guru tentunya tidak menarik jika hanya teks dan gambar, untuk itu perlu
dilakukan konversi menjadi buku digital yang interaktif dan memudahkan siswa
untuk memahami materi yang sulit dijelaskan. Siswa juga bisa memiliki
beragam materi dalam bentuk buku digital yang dapat disimpan, dan dibaca
kapanpun pada perangkat ICT (laptop, tablet, smartphone).
Lima hal ini
diwijudkan dalam 1 mapel yang hanya dilakukan pada Kelas X, 20 minggu pada
semester 1 dan 18 minggu semester 2. Dikarenakan simdig
adalah “alat”, dan bukan “tujuan belajar” sehingga implementasinya hanya pada
Kelas X, sedangkan siswa Kelas XI dan Kelas XII diharapkan telah menerapkan
simdig pada aktivitas belajarnya.
sumber ;http://simulasidigital.blogspot.com/
0 comments:
Post a Comment